Penelitian ini membahas tentang bentuk stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19. Adapun tujuan dari penelitian ini: (1) untuk mengetahui bentuk stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19; (2) untuk mengetahui faktor pendukung dalam memberikan stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19; (3) untuk mengetahui faktor penghambat dalam memberikan stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Berlokasi di Desa Saptamarga, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara dengan menggunakan 2 sumber penelitian, yakni sumber data primer (3 orang tua) dan sumber data sekunder (3 anak usia dini) yang berusia 5-6 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bentuk stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19 sangat beragam. Dengan minimnya alat permainan dalam mengedukasi kemampuan visual spasial anak, stimulasi yang diberikan oleh orang tua diantaranya menggunakan alat dan bahan pembelajaran yang ramah lingkungan, seperti mistar, pensil, kayu, bermain tebak-tebakan, bernyanyi, meminta anak mengambil atau meletakkan sebuah barang sesuai petunjuk orang tua, poster-poster angka, gambar-gambar benda, buku bergambar, buku mewarnai, main game, dan lain-lain; (2) Faktor pendukung dalam memberikan stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19, sebagai berikut: a) lingkungan yang kondusif; b) pemberian motivasi; c) kebutuhan gizi dan; d) kreatifitas orang tua; (3) Faktor penghambat dalam memberikan stimulasi perkembangan kemampuan visual spasial pada anak usia 5-6 tahun selama pandemi covid-19, adalah sebagai berikut: a) penggunaan gadget yang membuat anak menjadi emosional dan memberontak; b) kurang terkontrol; c) kurangnya peran seorang ayah.